rombongan.kancil
Selapalapa
detikTravel Community -
Tak banyak yang tahu, tentang keberadaan Kampung Batu Buroq di Kutai Barat, Kaltim. Padahal kampung yang satu ini memiliki kekayaan seni dan ukiran Dayak yang indah.
Sebuah seni bercita rasa tinggi dapat lahir dari kearifan lokal sebuah daerah. Inilah yang kami lihat di sebuah sanggar seni pertunjukkan adat yang berada di Kampung Batu Buroq, Kecamatan Jempang, Kabupaten Kutai Barat, Kaltim. Panahat Bura namanya.
Gapura penuh ukiran dengan pagar berupa patung kayu berwujud patung manusia menjadi penyambut kedatangan setiap tamu yang berkunjung ke sanggar seni Panahat Bura. Pemilik sanggar seni, yaitu Bapak Jayau, merupakan Ketua Lembaga Kesenian Adat Kampung Batu Buraq.
Sanggar seni pertunjukkan Panahat Bura memiliki dua tingkat. Di tingkat dasar yang menyatu dengan tanah, terdapat sebuah halaman luas yang digunakan sebagai tempat pertunjukkan tarian adat. Tempat pertunjukkan adat juga dilengkapi dengan tempat duduk bagi para pengunjung, tempat penyanyi 'berijok' (seni suara khas Dayak Benuaq), maupun tempat untuk para penari adat dan pemain musik.
Sementara itu, di tingkat dua bangunan terdapat sebuah halaman luas berlantai kayu dan sebuah rumah yang digunakan sebagai tempat pembuatan ukiran kayu maupun penjualan suvenir, sekaligus tempat tinggal Pak Jayau.
Saat menginjakan kaki di sanggar seni ini ada sesuatu yang mencengangkan, yaitu detail ukiran dan ornamen di tiap tiang kayu yang digunakan untuk pembangunan sanggar seni ini sangatlah teliti. Dari tempat duduk pengunjung, tangga, patung, tiang-tiang kayu, hingga pagar semuanya diukir dengan ornamen-ornamen khas Dayak.
Bahkan, kayu-kayu penyangga rumah panggung ini pun terbuat dari patung-patung yang diukir. Selama ini, tiang kayu penyangga yang digunakan oleh rumah Lamin (rumah panjang khas Dayak) biasanya hanya berupa tiang kayu biasa. Uniknya, ukir-ukiran kayu di setiap kayu Panahat Bura didominasi oleh hewan cicak.
Menurut Pak Bayau, beberapa turis pernah singgah ke kampung mereka dan menikmati tarian adat di sanggar seni Panahat Bura miliknya. Ya, seperti beberapa kampung wisata budaya lainnya di Kutai Barat, Kampung Batu Buraq pun dapat menyelenggarakan tarian penyambutan tamu khas adat Dayak Benuaq sesuai dengan permintaan dari para pengunjung yang bersangkutan.
Sayangnya, akses jalan dan sarana trasnportasi terasa kurang mendukung untuk mencapai kampung ini. Jalanannya masih terbuat dari tanah dengan beberapa bagian berlubang dan berlumpur. Tapi, jika berkunjung ke Kutai Barat khususnya daerah Jempang, jangan sampai Anda melewatkan Kampung Batu Buraq. Sebuah tempat terpencil yang kaya akan cita rasa seni.
http://travel.detik.com/read/2012/07/05/202524/1958814/1025/ukiran-dayak-yang-keren-ada-di-desa-ini?
===================================================================================================
salah satu dari sekian banyak kekayaan budaya di Indonesia... harus kita lestarikan dan jaga agar masih bisa dilihat oleh generasi penerus... jangan sampai diklaim oleh negara lain..
Tak banyak yang tahu, tentang keberadaan Kampung Batu Buroq di Kutai Barat, Kaltim. Padahal kampung yang satu ini memiliki kekayaan seni dan ukiran Dayak yang indah.
Sebuah seni bercita rasa tinggi dapat lahir dari kearifan lokal sebuah daerah. Inilah yang kami lihat di sebuah sanggar seni pertunjukkan adat yang berada di Kampung Batu Buroq, Kecamatan Jempang, Kabupaten Kutai Barat, Kaltim. Panahat Bura namanya.
Gapura penuh ukiran dengan pagar berupa patung kayu berwujud patung manusia menjadi penyambut kedatangan setiap tamu yang berkunjung ke sanggar seni Panahat Bura. Pemilik sanggar seni, yaitu Bapak Jayau, merupakan Ketua Lembaga Kesenian Adat Kampung Batu Buraq.
Sanggar seni pertunjukkan Panahat Bura memiliki dua tingkat. Di tingkat dasar yang menyatu dengan tanah, terdapat sebuah halaman luas yang digunakan sebagai tempat pertunjukkan tarian adat. Tempat pertunjukkan adat juga dilengkapi dengan tempat duduk bagi para pengunjung, tempat penyanyi 'berijok' (seni suara khas Dayak Benuaq), maupun tempat untuk para penari adat dan pemain musik.
Sementara itu, di tingkat dua bangunan terdapat sebuah halaman luas berlantai kayu dan sebuah rumah yang digunakan sebagai tempat pembuatan ukiran kayu maupun penjualan suvenir, sekaligus tempat tinggal Pak Jayau.
Saat menginjakan kaki di sanggar seni ini ada sesuatu yang mencengangkan, yaitu detail ukiran dan ornamen di tiap tiang kayu yang digunakan untuk pembangunan sanggar seni ini sangatlah teliti. Dari tempat duduk pengunjung, tangga, patung, tiang-tiang kayu, hingga pagar semuanya diukir dengan ornamen-ornamen khas Dayak.
Bahkan, kayu-kayu penyangga rumah panggung ini pun terbuat dari patung-patung yang diukir. Selama ini, tiang kayu penyangga yang digunakan oleh rumah Lamin (rumah panjang khas Dayak) biasanya hanya berupa tiang kayu biasa. Uniknya, ukir-ukiran kayu di setiap kayu Panahat Bura didominasi oleh hewan cicak.
Menurut Pak Bayau, beberapa turis pernah singgah ke kampung mereka dan menikmati tarian adat di sanggar seni Panahat Bura miliknya. Ya, seperti beberapa kampung wisata budaya lainnya di Kutai Barat, Kampung Batu Buraq pun dapat menyelenggarakan tarian penyambutan tamu khas adat Dayak Benuaq sesuai dengan permintaan dari para pengunjung yang bersangkutan.
Sayangnya, akses jalan dan sarana trasnportasi terasa kurang mendukung untuk mencapai kampung ini. Jalanannya masih terbuat dari tanah dengan beberapa bagian berlubang dan berlumpur. Tapi, jika berkunjung ke Kutai Barat khususnya daerah Jempang, jangan sampai Anda melewatkan Kampung Batu Buraq. Sebuah tempat terpencil yang kaya akan cita rasa seni.
http://travel.detik.com/read/2012/07/05/202524/1958814/1025/ukiran-dayak-yang-keren-ada-di-desa-ini?
===================================================================================================
salah satu dari sekian banyak kekayaan budaya di Indonesia... harus kita lestarikan dan jaga agar masih bisa dilihat oleh generasi penerus... jangan sampai diklaim oleh negara lain..