Oknum TNI AL Menganiaya 3 Warga Sipil di ASTON Tanjungpinang

rakuten

Selaputik
Joined
22/10/12
Messages
1
Karma
0
TANJUNGPINANG, Kepribangkit.com – Kejadian penganiayaan yang diduga melibatkan oknum TNI kembali terjadi. Kali ini kejadiannya di Tanjungpinang yang menimpa dua warga sipil yakni Irzan, Heri dan Doni. Kejadian penganiayaan tiga warga sipil yang diduga oleh oknum TNI AL tersebut terjadi pada Minggu (21/10) dini hari di Pub Hotel Aston Tanjungpinang. Akibat penganiayaan tersebut Irzan mengalami luka yang cukup serius di bagian kepala dan wajah. Sementara Heri dan Doni hanya mengalami luka ringan. Irzan sampai berita ini diturunkan masih menjani perawatan intensif di rumah sakit Tanjungpinang.

Kasus ini, telah dilaporkan korban pada Polresta Pinang. Namun, karena salah satu pelaku diduga aparat, maka pihak Polres menyarankan pada korban untuk melaporkan juga ke Pomal TNI AL.

Selanjutnya, korban pun melaporkan insiden yang ia alami ke Pomal TNI AL di Jalan Merdeka Pinang. Usai melapor, korban kepada wartawan menjelaskan kronologis kejadian yang ia alami.

Menurut Irzan ketika ditemui di rumah sakit, kejadian berawal, saat ia menikmati hiburan di Pub di bagian bawah hotel Aston Tanjungpinang. Saat itu, ia ingin menemui Disk Joke (DJ) pub tersebut. Pasalnya, korban mengaku Dj tersebut teman lamanya.

Namun saat hendak menghampiri kawan itu, tiba-tiba dua penjaga yang berpakaian seragam serba hitam tersebut datang menghampiri. Tanpa berkata apa-apa, keduanya langsung menyeretnya keluar.

“Setelah turun tangga menuju pintu keluar pub saya tiba-tiba dipukul, ditendang dan diinjak-injak. Mereka menghajar saya tanpa ampun, sampai wajah saya luka-luka,” tuturnya.

Saat pemukulan tersebut, dia sudah minta ampun. Supaya jangan diteruskan lagi. Karena badannya sudah remuk. Akan tetapi kedua oknum tersebut terus melakukan pemukulan tanpa memberi alasan yang jelas.

“Saya udah minta ampun, akan tetapi keduanya seperti membabi buta terus menghujaninya dengan tendangan dan pukulan,” jelasnya.

“Dalam hal ini, tentunya kita minta kasus ini diusut tuntas siapa pelakunya. Karena keduanya mengaku Provos AL. Selain kita juga minta Aston bertanggungjawab dalam insiden ini,” pungkas Irzan.

Selain itu dua teman korban, Heri dan Doni juga kena getahnya. Keduanya berusaha untuk meleraikan. Namuan keduanya juga diperlakukan sama. Hanya saja keduanya tidak mengalami luka serius, hanya memar dibagian muka dan luka lecet di tangan.

Heri alias Achen salah satu teman korban mengatakan, waktu di dalam tak ada melakukan perbuatan yang salah. Dan dia juga tak tahu mengapa terjadi pemukulan itu.

“Memang saya lihat, dia dibawa kedua oknum tersebut keluar. Saya tahunya ketika dikasih tahu Doni, abang icank dipukul. Mendengar itu kita lantas langsung keluar,” tutur Heri

Diceritakan, sewaktu sampai diluar, korban udah terkapar dan baju korban sudah penuh dengan darah. Dan sewaktu mau meleraikan dirinya dan temanya juga dihajar oleh kedua pelaku tersebut.

“Kita hanya mengalami luka lecet saja. Setelah oknum tersebut kembali masuk ke dalam. Lantas kita bawa bang Icank ke RSUP,” imbuh Heri.

Akibat insiden pemukulan tersebut, korban mengalami luka serius di bagian pipi dan kening. Dan terpaksa dilarikan ke Rumah Sakit Umum Provinsi (RSUP) dan mendapat 6 jahitan.

Direktur of sales Marketing Hotel Aston,Budi Lowongan, mengatakan belum mengetahui kejadian sebenarnya. Karena sampai saat ini masih belum ada laporan dari pihak sekuriti. “Kita chek dulu, Kronologis kejadiannya seperti apa kita belum tau. Nanti akan kita jelaskan kepada media secara rinci setelah kita mendapat laporan dari sekuriti, Sabar ya,” kata Budi singkat. ***di
 

folnews

Selaputik
Joined
24/11/12
Messages
1
Karma
0
From
jakarta
wah main hajar terus nih tentara, belajar dong dari Kostrad yang memilih damai dalam sengketa tanah dengan warga....

Kostrad Tak Akan Gunakan Kekerasan Hadapi Warga RW 12 Srengseng Sawah

FOLNEWScom, Jakarta - Kepala Zeni Kostrad, Kolonel CZI Djashar Djamli, menjamin pihaknya tidak akan menempuh kekerasan dalam menghadapi warga RW 12, Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan.

Hal tersebut ditegaskannya kepada wartawan, Senin (30/07/2012). "Kami tidak akan pernah adu fisik dengan warga," ucapnya.

Ia menambahkan pihaknya lebih memilih mengikuti jalur hukum. Seperti diketahui warga yang bersengketa lahan seluas 600 meter persegi itu telah mendaftarkan ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).

Djashar melanjutkan, lahan kosong di wilayah RW 12 rencananya akan dibangun rumah dinas Zeni Kostrad TNI AD, karena memang lahan itu milik Kostrad. Hal itu sudah sesuai dengan sertifikat yang dikeluarkan Badan Pertanahan Nasional (BPN) untuk dua bangunan, yakni perumahan dan kantor. Sebaliknya warga tidak memiliki sertifikat resmi dari pemerintah.

Dahulu sejak tahun 1962, lanjutnya, memang lahan tersebut menjadi tempat tinggal para purnawirawan Zeni Kostrad TNI AD ketika operasi pembebasan Irian Barat. Tetapi pada kenyataan kini tidak semua rumah di RW 12 dihuni oleh purnawirawan, karena sebagian besar telah berpindah tangan.

Djashar kemudian menerangkan, lahan tersebut boleh-boleh saja ditempati oleh para purnawirawan dan jandanya jika mereka masih hidup. Namun jika keduanya sudah meninggal tidak bisa dilanjutkan ke anak-anaknya.

Menurutnya pihak Kostrad telah melakukan sosialisasi kepada warga atas rencana pembangunan tersebut sejak bulan April lalu. Sejumlah dokumen telah ditunjukan atas rencana pembangunan itu, namun warga tidak mau menerima.

(gor/ed.olo)
 

New Threads

Top